Kami terus berupaya mengurangi dampak lingkungan melalui efisiensi dalam konsumsi air dan pengelolaan limbah. Kami mengakui konservasi air sebagai sumber daya alam yang akan terpengaruh oleh perubahan iklim. Hal ini akan berdampak buruk bagi industri perkebunan dan juga penghidupan seluruh masyarakat. Kelangkaan air merupakan risiko yang signifikan terkait dengan produktivitas dan kesuksesan berkelanjutan perusahaan kami, dan masyarakat di sekitar wilayah operasi kami. Hasil produksi minyak sawit dipengaruhi secara signifikan oleh kekeringan, dengan penurunan yang dapat berlangsung setidaknya selama dua tahun. Untuk edamame, kekeringan dapat berakibat kegagalan total satu musim panen di daerah terkait.
Sejalan dengan Kebijakan Keberlanjutan kami tentang konservasi sumber daya alam dan strategi kami untuk memitigasi perubahan iklim, Direksi telah menugaskan Wakil Presiden Direktur untuk memprakarsai kebijakan dan menerapkan inisiatif untuk memitigasi keadaan darurat iklim. Topik ini menjadi bagian penilaian risiko dan strategi bisnis kami, yang dinilai dan dipantau secara berkelanjutan sepanjang tahun. Dalam setiap rapat dewan, kami membahas kemajuan dan perkembangan baru risiko pengelolaan air dan upaya mitigasinya, yang meliputi pembangunan tanggul sungai, pintu air, upaya efisiensi air, menjaga kelembaban tanah, program daur ulang air, dll.
Penggunaan utama air kami adalah untuk pengolahan kelapa sawit. Kami hanya menggunakan air permukaan segar sebagai sumber air kami yang terdiri dari air permukaan, reservoir air hujan, dan penampungan air hujan. Setelah dikonsumsi, air limbah kemudian dibuang ke air permukaan, atau, dalam hal POME, diproses dan digunakan kembali.
Kebijakan Keberlanjutan kami terkait konservasi dan pengelolaan air telah disusun sesuai dengan peraturan pemerintah Indonesia dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6 tentang Air Bersih dan Sanitasi. Berdasarkan kebijakan ini, kami menargetkan untuk menyediakan akses air minum bagi seluruh karyawan pada tahun 2030. Untuk mencapai target ini, kami telah membangun dan akan terus membangun sistem pemurnian air menggunakan teknologi reverse osmosis atau teknologi lain yang mungkin tersedia di masa depan, di kompleks perumahan karyawan di perkebunan kami secara bertahap hingga target tercapai pada tahun 2030.
Kami telah mengeluarkan kebijakan untuk konservasi air dan membentuk gugus tugas untuk melaksanakan program pengelolaan air. Kami juga menyediakan perangkat untuk memantau dan mengukur penggunaan air, serta melaporkan metrik penggunaan dan penghematan air. Selain itu, kami melibatkan auditor eksternal untuk Pengelolaan Air guna memantau intensitas dan tren penggunaan air serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan berkelanjutan.
Intensitas air di perkebunan kelapa sawit sangat tergantung pada produktivitas kebun yang dipengaruhi oleh profil umur pohon kelapa sawit. Areal yang baru berproduksi karena penanaman baru atau penanaman kembali akan memiliki produktivitas yang rendah, yang dapat mengakibatkan peningkatan intensitas air per ton CPO yang dihasilkan.
Sampai saat ini belum ada standar pengukuran penggunaan air oleh pohon yang diakui, sehingga pengukuran dari upaya efisiensi air kami difokuskan pada penggunaan dari kegiatan pengolahan di pabrik kami.
Ambisi kami adalah mencapai 1 ton air untuk setiap ton tandan buah segar (TBS) yang diproses pada tahun 2027, yang lebih rendah dari standar industri sebesar 1,5 ton pemakaian air per ton TBS. Dibandingkan dengan tahun dasar 2015, di mana intensitas air adalah 1,96 metrik ton per ton TBS yang diproses di pabrik kelapa sawit kami, target intensitas air kami menunjukkan pengurangan 49% penggunaan air per ton TBS. Target ini belum termasuk pengukuran air limbah, yang jika diperhitungkan akan menunjukkan intensitas yang lebih rendah.
Progres upaya efisiensi air di pabrik kelapa sawit kami dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Kami berhasil mengurangi 44.49% intensitas air pada tahun 2021 dibandingkan dengan tahun dasar, yang merupakan pencapaian sebesar 88% dari target kami di tahun 2027.
Kami juga menjalankan program efisiensi penggunaan air di operasi edamame dan sagu kami. Kami mendaur ulang air limbah dari operasi edamame dan sagu, sepanjang itu dimungkinkan. Di GMIT kami menggunakan reverse osmosis untuk menyaring dan menggunakan kembali air yang digunakan dalam proses pencucian edamame. Di bisnis sagu (ANJAP), kami mendaur ulang air yang digunakan dalam proses ekstraksi pati dan serat sagu.
(Semua data akurat per 31 Desember 2023)
*Catatan: Pernyataan target ini, yang telah diungkapkan dalam laporan-laporan kami sebelumnya, seperti dalam Laporan Keberlanjutan 2021, telah dirumuskan kembali pada Juli 2022 untuk meningkatkan kejelasan dan akurasinya.
Kebijakan terkait Efisiensi Penggunaan Air bisa diakses melalui link berikut: